Selasa, 17 Mei 2016

LAPORAN PRAKTIKUM PENETUAN MEDAN MAGNET BUMI



ALaporan Praktikum







PENENTUAN MEDAN MAGNET BUMI
Percobaan 6


OLEH,

                                    NAMA             : Retno Suko Wardaningsih
                                    STAMBUK     : A 241 14 028
                                    KELOMPOK   : VI(ENAM)
                                    ASISTEN        : RIYAN SETIAWAN UKI

LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO, 2016







KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan lengkap yang merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam praktikum matakuliah LISTRIK MAGNET dengan percobaan yang berjudul “Penentuan Medan Magner Bumi’.
Dalam Penulisan lapotan ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi lebih memperbaiki laporan kami selanjutnya.
            Dalam penulisan laporan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Asisten Laboran yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.


                                                                                   
.














DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................
1.2 Tujuan .............................................................................................................
1.3 Alat dan Bahan ...............................................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................
2.1 Teori Pembentukan Medan Magnet Bumi .....................................................
2.2 Faktor Penyebab Kemagnetan Bumi ............................................................
2.3 Pengaruh Kemagnetan Bumi .........................................................................
2.4 Inklinasi Magnetik ...........................................................................................
2.5 Bila Medan Magnet Bumi Bocor ....................................................................
BAB III METODE PENELITIAN ..........................................................................
3.1 Waktu dan Tempat .........................................................................................


3.2 Prosedur Kerja ....................................................................................................

BAB IV HASIL PENGAMATAN ..........................................................................
4.1 Hasil Pengamatan ..........................................................................................
4.2 Pembahasan ..................................................................................................

BAB V KESIMPULAN .........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................













BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Salah satu mekanisme pertahanan bumi dari adanya serangan radiasi dan sampah-sampah angkasa adalah dengan adanya medan magnet bumi. Medan magnet bumi ini membentuk dua buah kutub magnet. Kutub utara medan magnet bumi terdapat di kutub selatan geografi bumi sedangkan kutub selatan medan magnet bumi terdapat di bagian kutub utara bumi. Namun kompas tidak tepat menghadap ke utara geografi bumi karena ada perbedaan letak poros utara bumi dengan poros kutub selatan magnet. Sudut yang dibentuk dari penyimpangan medan magnet bumi dengan arah geografis bumi disebut juga dengan sudut inklinasi.
Keberadaan medan magnet bumi ini dimanfaatkan oleh manusia dalam hal navigasi yang mempermudah manusia dalam menentukan arah. Medan magnetik yang asal-usulnya masih belum dipahami sepenuhnya oleh para ilmuwan, mampu menangkap partikel-partikel nuklir yang berenergi tinggi, umumnya berupa proton dan electron.

1.2    TUJUAN
1.  Menentukan nilai medan magnet pada komponen horizontal dan medan magnet total.
2.  Menentukan besar sudut dip medan magnet bumi.

1.3    ALAT dan BAHAN
1.  Sensor medan magnet                                   1 buah
2.  Zero gauss 0                                       1 buah
3.  Sensor gerak rotasi                             1 buah
4.  Kompas                                                           1 buah
5.  Meja klem universal                            1 buah
6.  Stanless steel rod (non magnetic)      1 buah
7.  Klem pengatur sudut                           1 buah
8.  Penghubung scienceworkshop 750   1 buah
9.  Data studio software                           1 buah

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

 2.1. Teori Pembentukan Medan Magnet Bumi
Medan magnet bumi berasal dari materi cair inti luar bumi. Yang diyakini karena adanya pergerakan arus listrik yang terus menerus berubah sehingga menghasilkan medan magnet yang berubah. Kutub utara dan kutub selatan magnet bergeser menjauh dari kutub utara dan kutub selatan geografi. Pada masa arus ini, kutub utara magnet akan berada pada posisi sekitar 966 km dari kutub utara geografi, sedangkan kutub selatan magnet berada sekitar 1500 km dari kutub selatan geografi. Sudut antara kutub geografi dengan kutub magnet disebut deklinasi magnetik.
Magnetoster merupakan suatu kejadian dimana magnetisme bumi membangkitkan sebuah medan magnet raksasa dengan jangkauannya yang mampu melewati atmosfer bumi hingga mencapai luar angkasa. Bentuk magnetoster ini dipengaruhi oleh angin surya. Angin surya memampatkan bagian magnetosfer yang menghadap ke arah matahari dan menyapu magnetosfer sehingga membentuk seperti ekor panjang. Keberadaan magnetosfer sangat penting bagi kehidupan, sebab jika magnetosfer ini tidak lagi ada, maka angin surya akan menyelubungi udara bumi yang akibatnya fatal bagi kehidupan.
Salah satu mekanisme pertahanan bumi dari adanya serangan radiasi dan sampah-sampah angkasa adalah dengan adanya medan magnet bumi. Medan magnet bumi ini membentuk dua buah kutub magnet. Kutub utara medan magnet bumi terdapat di kutub selatan geografi bumi sedangkan kutub selatan medan magnet bumi terdapat di bagian kutub utara bumi. Namun kompas tidak tepat menghadap ke utara geografi bumi karena ada perbedaan letak poros utara bumi dengan poros kutub selatan magnet. Sudut yang dibentuk dari penyimpangan medan magnet bumi dengan arah geografis bumi disebut juga dengan sudut inklinasi.
Keberadaan medan magnet bumi ini dimanfaatkan oleh manusia dalam hal navigasi yang mempermudah manusia dalam menentukan arah. Medan magnetik yang asal-usulnya masih belum dipahami sepenuhnya oleh para ilmuwan, mampu menangkap partikel-partikel nuklir yang berenergi tinggi, umumnya berupa proton dan electron.
Para ilmuwan berpendirian bahwa medan magnet dihasilkan oleh arus listrik akibat besi-nikel pada inti planet, dan arus yang dihasilkan akibat rotasi planet. Penjelasan ini tak lebih daripada teori yang ternyata tidak bisa menjelaskan mengapa planet Jupiter yang memiliki inti besi-nikel paling banyak, dan interior dalam mungkin terdiri dari hidrogen metalik, juga memiliki medan magnet. Kemudian inti Matahari terdiri dari plasma super-panas yang sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium, juga memiliki medan magnet..
Pada tahun 1893, Gauss pertama kali melakukan analisa harmonik dari medan magnetik bumi untuk mengamati sifat-sifatnya. Analisa selanjutnya yang dilakukan oleh Ahli mengacu pada kesimpulan umum yang dibuat oleh Gauss yaitu :
1.          Intensitas medan magnetik bumi hampir seluruhnya berasal dari dalam bumi.
2.          Medan magnet yang teramati di permukaan bumi dapat didekati dengan persamaan harmonik yang pertama yang berhubungan dengan potensial dwikutub di pusat bumi. Dwi kutub Gauss ini mempunyai kemiringan 11.5 0 terhadap sumbu geografi.
Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu, untuk menyeragamkan nilai-nilai medan utama magnet bumi, dibuat standar nilai yang disebut International Geomagnetics Reference Field (IGRF) yang diperbarui setiap 5 tahun sekali. Nilai-nilai IGRF tersebut diperoleh dari hasil pengukuran rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta km2 yang dilakukan dalam waktu 1 tahun.
Penelitian menunjukkan bahwa bumi memang selalu mengganti kutub magnetnya secara periodik dengan senggang waktu pergantiannya acak antara 5000 tahun sd 250.000 tahun sekali. Ilmuwan menemukan bahwa kuat medan magnet bumi pada jaman akhir kehidupan dinosaurus adalah 2,5 gauss, sekitar 8% lebih tinggi daripada kuat medan magnet bumi saat ini. (Dengan kata lain kuat medan magnet sekarang ini lebih rendah sekitar 8% daripada jaman akhir dulu.Penelitian lebih lanjut menemukan bahwa medan magnet bumi semakin lemah dari waktu ke waktu, walaupun keadaan tanpa medan magnet baru akan tercapai sekitar tahun 3000an Masehi. Tetapi para ilmuwan sangsi bahwa bumi baru akan berbalik kutub magnetnya apabila mencapai keadaan tanpa medan magnet. Ilmuwan memperkirakan bahwa bumi sedang menuju ke momentum yang cukup untuk membalikkan sendiri kutubnya, dalam proses pembalikan itu, tidak dapat diperkirakan/dibayangkan seberapa besar pergolakan alam yang akan terjadi. (dari sejarah, pergolakan itu cukup untuk membuat punah kehidupan raksasa dinosaurus) Setelah proses pembalikan selesai, pergolakan pelan-pelan akan menghilang, bumi kembali menjadi nirvana dan siap untuk kehidupan baru, kutub utara saat ini akan menjadi kutub selatan nanti.
Pada tahun 1927, serorang ilmuwan Belanda Jacob Clay menemukan bukti bahwa radiasi kosmis primer dipengaruhi oleh medan magnet bumi. Dalam perjalanan udaranya menuju Indonesia, dia menemukan bahwa intensitas radiasi kosmis berkurang pada saat mendekati ekuator medan magnet bumi. Medan magnet bumi yang berasal dari dalam bumi membentang hingga jauh ke luar angkasa. Medan magnet membentuk perisai tidak kasat mata yang disebut magnetosfer. Perisai ini melindungi kita dari dahsyatnya radiasi kosmis dan bahaya-bahaya yang berasal dari Matahari. Bahaya ini mencakup badai Matahari (yang berupa aliran terus menerus partikel bermuatan listrik), ledakan Matahari (yang dalam beberapa menit dapat melepaskan energi setara dengan miliaran bom Hidrogen), dan pelontaran massa korona/Coronal Mass Ejections.Daerah medan magnetik bumi yang memerangkap partikel-partikel nuklir berkecepatan tinggi membentuk sebuah sabuk yang pertama kali ditemukan oleh sebuah tim ilmuwan di Amerika yang dipimpin oleh James S. van Allen. James van Allen bahkan terus melanjutkan penelitiannya yang berhasil menunjjukkan sebuah sabuk radiasi yang mengelilingi bumi. Sabuk radiasi ini lalu diberi nama sabuk radiasi van Allen.
Pengukuran kemagnetan bumi telah dilakukan orang sejak beberapa ratus tahun yang lalu. Pengukuran ini mula - mula untuk kepentingan navigasi, kemudian berkembang untuk eksplorasi dan penelitian variasi medan magnet bumi terhadap waktu untuk mengetahui pergerakan lempeng bumi berdasar paleomagnetisnya.
Dalam penelitian, diketahui bahwa kemagnetan bumi merupakan resultan dari medan magnet utama bumi, medan magnet luar bumi, dan medan magnet yang ditimbulkan oleh variasi sifat kemagnetan batuan pada masing - masing tempat [ Telford, 1976 ].
Seperti penjelasan sebelumnya, medan magnet bumi bersumber dari dalam bumi dan medan magnet ini berubah terhadap waktu.Terdapat beberapa teori tentang pembentukan medan magnet bumi, antara lain yaitu :

2.1.1 Teori Dinamo
Teori ini menyatakan bahwa di dalam inti bumi terdapat aliran fluida yang terionisasi sehingga menimbulkan aksi dinamo oleh dirinya sendiri yang dapat menimbulkan medan magnet bumi. Fuida yang dimaksud merupakan medium cair yang konduktif, cairan dalam inti bumi tersebut akan berkonveksi sejalan dengan efek Corioli yang disebabkan oleh rotasi planet yang mengarahkan arus bergulung sejajar dengan kutub utara-selatan. Saat cairan tersebut mengalir, arus listrik akan terinduksi yang kemudian menghasilkan medan magnet. Terdapat tiga syarat agar teori dinamo dapar beroperasi, yaitu :
Ø    Medium cair yang konduktif secara elektrik,
Ø    Energi kinetik yang dihasilkan oleh rotasi planet,
Ø    Sumber energi internal untuk mengarahkan gerakan konvektif dalam         cairan.

2.1.2 Teori Alternatif
Ernest McFarlane dalam artikelnya “Asal muasal medan magnet Bumi” menyebutan sebuah sistem yang terbuat dari sel-sel elektronik di dalam inti logam yang mengkristal dengan titik-titik panas dari logam berat yang memancarkan partikel Alpha dan Beta. Karena suhu yang tinggi partikel Alpha tidak dapat menyatu dengan elektron bebas. “Akibatnya terjadi putaran dari dalam dan luar inti sehingga medan magnet tercipta sebagai akibatnya”.

2.2  Faktor-Faktor Penyebab Kemagnetan Bumi
a.  Gejala dalam Bumi
      Menurut teori magnetohidrodinamis penyebab utama kemagnetan bumi sekitar 99% adalah gejala yang terjadi di dalam bumi disebabkan oleh arus listrik yang terbentuk karena adanya proses rotasi bumi dan arus konveksi, sehingga menginduksi material-material bersifat magnetik di dekatnya dan mempengaruhi perubahan variasi medan magnet. Sifat kemagnetan bumi ini terpolarisasi menjadi dua kutub, utara dan selatan, sehingga seolah-olah di dalam bumi terdapat magnet batang yang sangat besar dengan dua kutub yang letaknya terpisah jauh. Medan magnet utama bumi tidak konstan tetapi mengalami perubahan terhadap waktu, sesuai keadaan di dalam bumi. Hal tersebut ditunjukkan dalam studi paleomagnetik bahwa banyak batuan di kerak bumi dengan posisi sebelah meyebelah yang memiliki arah kutub kemagnetan yang berkebalikan. Perubahan kemagnetan bumi akibat aktivitas bumi sendiri ini sangat lamban dan biasa disebut variasi sekuler. Besarnya variasi ini untuk setiap tempat tidak sama, tetapi dalam skala regional masih sama. Beberapa ahli menduga perubahan ini diakibatkan aktivitas arus konveksi yang berada di dalam inti bumi yang menimbulkan arus listrik sehingga medan magnet yang ditimbulkan mempengaruhi medan magnet di sekitarnya. W.M. Elsasser menyimpulkan material inti bumi yang dominan adalah besi yang merupakan konduktor yang baik. Gerakan inti bumi cair inilah yang memungkinkan arus listrik kemudian menimbulkan medan magnet bumi utama.
Beberapa ahli menduga perubahan ini diakibatkan aktivitas arus konveksi yang berada di dalam inti bumi yang menimbulkan kelistrikan sehingga medan magnet yang ditimbulkan mempengaruhi medan magnet di sekitarnya. W.M. Elsasser (1939) menyimpulkan material inti bumi yang dominan adalah besi yang merupakan konduktor yang baik. Gerakan inti bumi cair inilah yang memungkinkan arus listrik kemudian menimbulkan medan magnet bumi utama.
Berdasar penyelidikan ahli seismologi, bumi terdiri dari bagian inti yang cair, mantel dan kerak bumi. Sumber medan magnet bumi utama berasal dari dalam bumi akibat pengaruh rotasi bumi sehingga material magnetis di inti bumi seperti FeO, Fe2O3, MgO, CaO, SiO2 termagnetisasi akibat perputaran bumi pada porosnya (arus konveksi dalam inti bumi ).
Magnet bumi berbeda dengan magnet alam. Jika magnet alam adalah batangan magnet yang terbentuk di alam, maka magnet bumi adalah magnet yang terletak di kutub-kutub bumi. Bumi juga memiliki medan magnet yang arahnya menuju bagian atas kutub. Salah satu akibat dari keberadaan magnet bumi adalah terbentuknya daerah kutub utara dan selatan magnet bumi. Magnet bumi inilah yang menjadi dasar pembuatan kompas sebagai penunjuk arah.
Kompas terbuat dari magnet yang dapat bergerak bebas. Kutub utara magnet kompas akan tertarik oleh kutub selatan magnet bumi yang terletak di kutub utara bumi. Kutub selatan kompas akan tertarik oleh kutub selatan magnet bumi yang terletak di kutub selatan bumi. Kutub selatan dan utara magnet bumi, tidak berimpit dengan kutub utara dan selatan bumi, sehingga penunjukan jarum kompas ke arah utara dan selatan tidak pernah tepat secara geografis. Penyimpangan ini dinamakan sebagai sudut deklinasi.
Tepat di daerah khatulistiwa, jarum kompas akan terlihat seimbang, tetapi akan terlihat menyimpang ke atas atau ke bawah saat berada di kutub baik kutub selatan maupun utara bumi. Penyimpangan ini disebut sebagai sudut inklinasi. Sudut inklinasi adalah sudut yang dibentuk oleh jarum kompas terhadap permukaan bumi. Hal ini dikarenakan kutub utara dan selatan bumi merupakan tempat keluar masuknya garis-garis magnet atau medan magnet bumi. Medan magnet adalah kekuatan magnet yang menyebar di dalam ruang. Berikut ini bentuk penyimpangan sudut inklinasi terhadap sumbu horizontal bumi.
Garis-garis yang dibentuk medan magnet bumi tidak pernah tetap pada satu titik. Artinya, kutub utara dan kutub selatan magnet bumi selalu berubah-ubah koordinatnya. Pada tahun 2012 para ahli menentukan bahwa kutub utara magnet ada di daerah Kanada dan kutub selatan magnet ada di sekitar Benua Antartika. Bumi diibaratkan seperti magnet raksasa dengan cairan yang dapat mengantarkan listrik di dalamnya. Cairan ini terbentuk karena panasnya suhu di dalam bumi. Tidak hanya bumi, hampir sebagian besar planet lain juga bersifat magnetik. Terdapat beberapa hewan yang dapat mendeteksi medan magnet bumi dan biasa disebut magnetoseption. Beberapa hewan itu antara lain burung, kelelawar, kura-kura, dan hiu. Hewan-hewan ini biasanya menggunakan magnetoseption sebagai penunjuk arah bagi dirinya.
Kedua kutub magnet bumi dikenal sebagai “Geomagnetic Poles” yang merupakan kutub teoritis dimana sumbu magnet membuat sudut kurang lebih 11.50dengan sumbu rotasi bumi yaitu pada :
a.        Kutub negatif magnet terletak di Pulau Canadian Arktik dengan posisi lintang 75.50 LS dan bujur : 100.40 BB
b.          Kutub positif magnet terletak di Pantai Selatan Antartika dan Tasmania.
Sifat kemagnetan bumi ditimbulkan karena bumi berotasi, kutub utara magnet bumi berada di sekitar kutub selatan bumi, sedangkan kutub selatan magnet bumi berada di sekitar kutub utara bumi. Antara kutub utara magnet bumi dengan kutub selatan bumi tidak berhimpit, hal ini juga terjadi pada kutub selatan magnet bumi. Akibat hal tersebut maka bila kita melihat kompas menunjukkan arah selatan ini berarti tidak menunjukkan arah selatan persis tetapi mengalami penyimpangan sedikit dari kutub selatan bumi. Penyimpangan ini membentuk sudut yang disebut dengan sudut deklinasi.
Apabila kita membawa kompas dari khatulistiwa menuju kutub bumi maka jarum kompas akan condong bergerak ke bawah atau ke atas. Kecondongan ini karena jarum kompas tertarik oleh kutub magnet bumi. Sudut yang dibentuk dari kecondongan kompas terhadap arah horizontal disebut dengan sudut inklinasi.

b.       Gejala dari Luar
Sekitar 1 % dari kemagnetan bumi disebabkan oleh pengaruh dari luar bumi. Medan magnet ini disebabkan oleh arus listrik di lapisan ionosfer yang menginduksi medan magnet di permukaan bumi akibat adanya arus listrik yang berasal dari proses ionisasi gas oleh artikel elektromagnetik, terutama sinar ultraviolet yang berasal dari matahari. Medan luar menyebabkan perubahan yang sifatnya periodik. Berdasar periodenya, gejala dari luar dapat dibedakan menjadi:
1)    Variasi harian matahari
Matahari memancarkan arus tetap yang terdiri dari atom hydrogen terionisasi (proton) dan elektron yang menjalar melalui tata surya dengan kecepatan supersonik. Angin matahari yang muncul seperti ini berinteraksi secara kuat dengan medan magnet bumi yang menyebabkan terjadinya badai magnetik sehingga nilai medan magnet bumi mengalam perubahan.

2)    Variasi harian bulan
Variasi harian bulan disebabkan adanya interaksi bulan dengan lapisan ionosfera dan mempunyai periode 24 jam dengan amplitudo 2 nT. Melalui pengamatan magnet bumi, variasi harian bulan dan matahari menimbulkan pengaruh yang bersifat periodik selama satu hari. Variasi ini dikenal dengan variasi harian (diurnal variation). Perubahan variasi harian ini dicatat oleh stasiun pengamatan magnet bumi menggunakan variometer.

3)    Badai magnetic
Badai magnetik adalah gangguan medan magnet bumi secara tiba-tiba disebabkan oleh induksi partikel bermuatan listrik yang sampai pada permukaan bumi. Badai magnetik ini cenderung berulang setiap 27 hari dan kejadiannya dipicu oleh aktivitas sunspot di matahari yang mengarah ke bumi sehingga menginduksi magnetosfera dan mengacaukan medan magnet bumi, akibatnya variasi magnet bumi menjadi terganggu. Ketika terjadi badai magnetik, segala aktivitas yang berkaitan dengan magnet dan memanfaatkan lapisan ionosfer akan mengalami gangguan.
2.3      Pengaruh Kemagnetan Bumi
Diatas eksosfer ada satu daerah yang menunjukkan sifat-sifat magnetik bumi danberinteraksi dengan arus radiasi matahari korpuskuler yang mengisi ruang antar planetyang disebut angin surya (solar wind) yang setelah sampai ke Bumi berinteraksi dengan magnet bumi yang disebut magnetosfera. Akibat interaksi ini, magnetosfera bentuknyamenjadi seperti komet karena adanya hembusan angin surya tersebut.
Magnetosfer bumi ditemukan oleh satelit Explorer 1 selama penelitian yang dilakukan pada masa tahun geofisika Internasional.Magnetosfer berfungsi sebagai penangkal petir bagi bumi, yang berarti lapisan ini menangkal radiasi berbahaya yang berasal dari matahari. Ketika radiasi menghujani bumi, magnetosfer akan memantulkan sebagian besar radiasi dan menyerap sisanya dan diarahkan menuju kutub, akibatnya terjadi reaksi tumbukan dengan atmosfer dan menjadi aurora.
Menurut Thomas Djamaludin, peneliti LIPI, lapisan magnetosfer merupakan selubung tak kasat mata yang dibentuk oleh medan magnet bumi. Magnetosfer ini mengelilingi bumi pada jarak 95 ribu km di atas permukaan bumi. Sejak awal terbentuknya bumi, lapisan ini menjadi pelindung semua makhluk dari serangan partikel berbahaya termasuk badai matahari. Magnetosfer bekerja seperti tameng, membelokkan setiap partikel yang menghampirinya, badai matahari sendiri nantinya akan dibelokkan ke arah kutub bumi. Di sini, tameng kedua menunggu untuk menghancurkan badai kiriman matahari. Tameng kedua tersebut adalah lapisan atmosfer yang terdapat pada ketinggian 80 km diatas permukaan bumi. Di daerah ini, badai matahari akan disaring oleh medan magnet bumi yang rapat di sekitar kutub. Akibatnya badai yang semula berbahaya melepaskan energinya melalui cahaya berbagai warna atau dikenal dengan aurora.
Magnetosfera merupakan perisai Bumi terhadap partikel-partikel dari Matahariyang dapat membahayakan kehidupan makhluk hidup di Bumi. Partikel-partikel yangdatang ke arah Bumi dihadang oleh magnetosfera sehingga terkungkung di dalam medanini. Daerah tempat terkungkungnya partikel-partikel tersebut dinamakan Sabuk VanAllen (Van Allen Belts) sesuai dengan nama yang menemukannya, James A. Van Allen.Jadi Van Allen belts adalah pita-pita radiasi yang berbentuk kue donat terbuat daripartikel-partikel bermuatan yang terperangkap dalam medan magnetik Bumi.

2.4      Inklinasi Magnetik
Inklinasi magnetik adalah sudut inklinasi (kemiringan) antara jarum magnetterhadap horizontal. Di daerah belahan Bumi Utara, titik Utara jarum magnet berinklinasike arah vertikal, sedangkan di belahan Bumi Selatan, titik selatan jarum magnetberinklinasi ke arah horizon.
Sudut inklinasi berbeda-beda untuk setiap tempat yang berlainan. Dari ekuator kearah kutub magnet, sudut inklinasi semakin besar dan tepat di kutub magnet harganyamaksimum, yaitu jarum magnet berhenti pada posisi tegak lurus. Garis yangmenghubungkan tempat-tempat di Bumi yang berinklinasi sama dinamakan isoclines(garis isoklin). Deklinasi magnetis adalah besarnya sudut yang dibentuk antara arahjarum magnet dengan garis bujur geografis, baik di sebelah timur maupun sebelah barat.Besarnya deklinasi berbeda-beda untuk setiap tempat. Garis yang menghubungkantempat-tempat di Bumi yang berdeklinasi sama dinamakan isogon. Isogon yangdeklinasinya nol disebut meridian magnetis.
Garis-garis isogon membujur dari satu titik di Utara menuju satu titik di Selatan.Titik-titik itu tidaklah sama dengan titik kutub-kutub geografis. Koordinat kutub Utaramagnet adalah 70° 05’ 03’’ Lintang Utara dan dan 96° 45’ 03’’ Bujur Barat, sedangkankoodinat kutub Selatan magnet adalah 740 06¢ Lintang Selatan dan 1540 08¢ Bujur Timur.
Secara definitif kita tidak dapat memberikan jawaban mengapa kutub-kutubmagnet Bumi bukanlah kutub-kutub Bumi? Mungkin penyebabnya tidak meratanyadistribusi daratan dan air. Pada beberapa tempat di muka Bumi, arah garis isoklinik danisogonik mengalami variasi definitif yang berhubungan dengan anomali-anomalimagnetis. Anomali magnetis telah dibuktikan adanya batuan atau massa besar yangmengandung magnet, misalnya biji besi dan mineral-mineral logam lainnya yang terletakdekat permukaan Bumi. Juga hal itu dapat disebabkan adanya struktur patahan yangdapat memindahkan batuan dengan sifat-sifat megnetis berbeda menjadi salingbersentuhan.
Intensitas dan sifat magnetis Bumi berbeda untuk setiap tempat dan berubahrubahsesuai posisi Bumi terhadap Matahari. Apabila jarum magnet secara tiba-tibabergerak di luar batas variasi yang normal, hal ini menandakan adanya magnetic storm(badai magnetik). Gejala ini berlangsung dalam waktu yang singkat tetapi kadang-kadangsampai beberapa hari, biasanya akibat terjadinya petir, gempa bumi, atau letusan gunungberapi. Alat untuk mengukur intensitas kemagnetan dinamakan magnetometer.Pengetahuan mengenai kemagnetan Bumi dapat digunakan untuk eksplorasi(pencarian) mineral dan bahan tambang lainnya dengan azas geofisika.

2.5      Bila Medan Mangnet Bumi Bocor
Apa yang terjadi apabila dua batang magnet yang kutubnya sejajar didekatkan? Tentunya akan salik tolak menolak, demikian juga dengan interaksi medan magnet Bumi dan Matahari. Medan magnetik Bumi dianggap sebagai pelindung Bumi terhadap angin Matahari, dan interaksinya bergantung pada orientasi kutub-kutub magnetik Bumi dan Matahari.
Kedua medan magnetik Bumi dan Matahari mempunyai orientasi utara dan selatan. Arah kutub magnetik Bumi selalu menghadap pada arah utara-selatan. Demikian juga dengan Matahari, akan tetapi medan magnet Matahari secara periodis berubah orientasinya, kadang berkesejajaran (aligned) dengan medan magnet Bumi, kadang menjadi anti-sejajar (anti-algined).
Jika selama ini dipercaya bahwa medan magnet Bumi menjadi pelindung terhadap badai yang datang dari Matahari dan menghantam Bumi, karena kalau arah medan magnetnya saling berkesejajaran, tentunya yang terjadi adalah tolak menolak, sehingga perisai medan magnet sedang kuat-kuatnya, dan hanya sedikit partikel yang bisa masuk ke lingkungan Bumi, tetapi temuan terkini menunjukkan bahwa Bumi tidak sepenuhnya terlindung dari badai Matahari, karena adanya kebocoran pada medan magnet Bumi dan lebih banyak partikel yang masuk dan mengganggu lingkungan Bumi.
Sebelumnya, para ilmuwan Fisika Matahari mengetahui bahwa partikel-partikel Matahari memasuki magnetosfer Bumi ketika medan magnet Matahari mengarah ke selatan, yaitu ketika menjadi anti-sejajar dengan Bumi. Tetapi pengamatan terkini dari satelit-satelit THEMIS (Time History of Events and Macroscale Interactions during Substorms) menunjukkan bahwa yang terjadi tidaklah seperti itu.
Kebocoran ini jelas mengubah pandangan tentang bagaimana interaksi antara lapisan magnetsofer dengan angin matahari, karena dari kebocoran tersebut partikel-partikel yang datang dari angin Matahari datang lebih cepat dan lebih banyak dari yang selama ini diperkirakan dan seluruh interaksi bertentangan dengan yang selama ini telah dipelajari oleh para peneliti Matahari. Bila sebelumnya perisai medan magnet Bumi adalah pada saaat yang terkuat karena medan magnet saling tolak menolak, ternyata malah menjadi yang paling lemah.
Untuk melakukan pengukuran tersebut, maka ada lima wahana THEMIS yang dikirim untuk mengukur ketebalan pita partikel Matahari yang datang ketika medan magnet saling sejajar – ternyata ditemukan sampai mencapai 20 kali dari jumlah yang didapat ketika medan magnet saling anti-sejajar.
Pengukuran THEMIS dilakukan seiring wahana melalui pita, dengan dua wahana berada pada batas yang berbeda dari pita; dan ternyata pita yang ditemukan mencapai setebal radius Bumi (sekitar 6437 km). Pengukuran lanjutan menunjukkan juga bahwa pita tersebut juga membesar secara cepat.
Bagaimana kebocoran tersebut dapat dideteksi? Ketika partikel-partikel Matahari mengalir dibawa oleh angin Matahari, angin tersebut membawa juga medan magnet Matahari mengarah ke Bumi. Medan magnet yang dibawa tersebut melapisi medan magnet Bumi saat sampai. Kendati pada wilayah katulistiwa mengarah pada arah yang berkesejajaran, tetapi pada lintang yang lebih tinggi, arahnya menjadi saling anti-sejajar. Dan ketika gaya yang bekerja menekan kedua medan tersebut bersamaan maka terjadi saling mengkait antara kedua medan magnet (saling menempel sebagaimana dua magnet yang saling berbeda arah gaya), dalam sebuah proses yang disebut sebagai rekoneksi magnet. Proses tersebut mengakibatkan adanya sobekan pada uda lubang pada medan magent Bumi dan menambahkan wilayah yang memungkinkan partikel-partikel dari Matahari masuk ke magnetosfer.
Ketika siklus sebelumnya medan magnet Matahari yang menghantam bumi mulai dari anti-sejajar kemudian menjadi sejajar, maka pada siklus ini yang terjadi adalah sebaliknya, mulai dari ketika medan magnet Matahari anti-sejajar kemudian menjadi sejajar, yang berarti adanya amplifikasi pada bagaimana badai saat menghantam Bumi. Dengan demikian, maka efek yang terjadi pada siklus ke -24 mendatang menjadi lebih besar daripada yang sebelumnya diperkirakan.


























BAB III
METODE PENELITIAN
1.1  WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum dilakukan pada jum’at, 13 Mei 2016 bertempat di Laboratorium Mekanika, yang berlokasi di Laboratorium Fisika, Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako, Palu.

3.2 PROSEDUR KERJA
A. Pemasangan Alat
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.      Memasang klem pengatur sudut pada sensor gerak rotasi
3.      Merangkai alat seperti gambar di bawah ini.
4.      Menjauhkan kompas dari sensor medan magnet agar tidak mengganggu
5.      Menghubungkan probe sensor gerak rotasi pada chanel 1 dan 2 Pada interface
6.      Menghubungkan probe sensor medan magnet di chanel A pada interface
7.      Mengatur perbesaran  100X yang tertera pada sensor medan magnet
8.      Membuka file pada data studio yang bernama “Eart Mag Field”.






3.2.2      Menentukan Komponen Horizontal Medan Magnet Bumi
1.    Mengatur klem sensor gerak rotasi tegak lurus dengan sensor medan magnet (membentuk sudut 900),  agar sensor medan magnet  berputar secara horizontal.
2.    Melakukan Kalibrasi dengan menyisipkan Zero Gauss pada  sensor  medan magnet dan tekan  tombol  tare. Kemudian klik start pada datastudio. Lalu memutar sensor medan magnet sepanjang 3600 searah jarum jam secara perlahan.
3.    Melepaskan zero Gauss pada sensor medan magnet untuk mengukur medan magnet pada komponen horizontal. Kemudian mengklik record  pada datastudio. Lalu memutar sensor medan magnet sepanjang 3600 searah jarum jam secara perlahan. Lalu megklik Stop pada datastudio.
4.    Mengklik Accept  kemudian memasukkan faktor penghalus ke alat penghitung  Datastudio, sehingga tampak grafik baru dengan data yang lebih halus.
5.    Menggunakan smart cursor untuk megukur dari titik tertinggi ke titik terendah dan menentukan nilai maksimal komponen horizontal medan Magnet.
3.2.3      Menentukan Medan Magnet Total
1.      Mengatur klem sensor gerak Rotasi pada sudut 0o pada busur, agar sensor medan magnet berputar secara vertikal.
2.      Melakukan kalibrasi dengan menyisipkan Zero Gauss pada sensor medan magnet dan menekan tombol tare. Kemudian mengklik star pada dataStudio. Lalu memutar sensor medan magnet 360o berlawanan arah jarum jam secara perlahan.
3.      Untuk mengukur medan magnet   total, melepaskan Zero Gauss  pada sensor medan magnet. Kemudian mengklik star pada dataStudio. Lalu memutar sensor medan magnet sepanjang 360o berlawanan arah jarum jam secara perlahan. Kemudian mengklik stop pada DataStudio ketika mencapai 360o.
4.      Mengklik Accept  kemudian memasukkan faktor penghalus ke alat penghitung  Datastudio, sehingga tampak grafik baru dengan data yang lebih halus.
5.      Menggunakan smart cursor untuk megukur dari titik tertinggi ke titik terendah dan menentukan nilai maksimal komponen total medan Magnet.

3.2.4      Menentukan sudut Dip
1.      Menggunakan besar medan magnet pada komponen horizontal dan medan magnet total untuk menentukan besarnya sudut dip.
2.      Memperhatikan grafik yang terbentuk, tentukan besar sudut ketika medan magnet total bernilai maksimum dan minimum serta besar sudut ketika medan magnet pada sumbu horizontal bernilai maksimum dan minimum. Pergeseran dari besar kedua sudut yang terbentuk pada komponen total dan komponen horizontal merupakan sudut dip. 
3.      Membandingkan besar sudut dip berdasarkan langkah (a) dan (b) dengan sudut dip yang terbentuk pada kompas.















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1       HASIL PENGAMATAN
1.    Medan Magnet Bumi pada Komponen Horizontal

Percobaan
Medan Magnet Maksimal (Gauss)

Sudut θH (°)

MAX
0,07
244
MIN
0,07
255
2.    Medan Magnet Total

Percobaan
Medan Magnet Maksimal (Gauss)

Sudut θT (°)

MAX
0,01
9
MIN
0,01
47
3.    Sudut Dip
Percobaan

Medan Magnet Maksimal (Tesla)*

Sudut dip = θ (°)

Horizontal

Total

θ ArcCos
= Bhorizontal/BTotal

θ = θT - θH

MAX
7 x 10-6
1 x 10-6
0,99
235
MIN
7 x 10-6
1 x 10-6
0,99
208

(1 Gauss = 0,0001 Tesla)





Ø  Gambar Grafik
-       Hotizontal
      -     Vertikal









4.2      PEMBAHASAN
Medan magnet bumi berasal dari materi cair inti luar bumi. Yang diyakini karena adanya pergerakan arus listrik yang terus menerus berubah sehingga menghasilkan medan magnet yang berubah. Kutub utara dan kutub selatan magnet bergeser menjauh dari kutub utara dan kutub selatan geografi. Pada masa arus ini, kutub utara magnet akan berada pada posisi sekitar 966 km dari kutub utara geografi, sedangkan kutub selatan magnet berada sekitar 1500 km dari kutub selatan geografi. Sudut antara kutub geografi dengan kutub magnet disebut deklinasi magnetik.
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu Menentukan nilai medan magnet pada komponen horizontal dan medan magnet total dan menentukan besar sudut dip medan magnet bumi.
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu sensor medan magnet, zero gauss 0, sensor gerak rotasi, kompas, meja klem universal, stanless steel rod (non magnetic), klem pengatur sudut, penghubung scienceworkshop 750, data studio software.    Alat yang digunakan masing berjumlah 1 buah.
Prosedur kerja pada percobaan ini yaitu yang pertama untuk pemasangan alat, pada percobaan yang telah kami lakukan, alat percobaan medan magnet sudah terpasang dengan baik. Yaitu merangkai alat dan bahan pada percobaan ini sehinggan menjadi satu kesatuan yang baik. Ada pun bagian kedua yaitu menentukan komponen horizontal medan magnet bumi, langkah kerjanya yaitu kita perlu Mengatur klem sensor gerak rotasi tegak lurus dengan sensor medan magnet (membentuk sudut 900),  agar sensor medan magnet  berputar secara horizontal. Kemudian klik start pada datastudio. Lalu memutar sensor medan magnet sepanjang 3600 searah jarum jam secara perlahan. Setelah grafik terlihat  kita menggunakan smart cursor untuk megukur dari titik tertinggi ke titik terendah dan menentukan nilai maksimal komponen total medan Magnet.
Selanjutnya pada bagian ketiga yaitu menentukan medan magnet total(Vp) dengan langkah kerja yaitu Mengatur klem sensor gerak Rotasi pada sudut 0o pada busur, agar sensor medan magnet berputar secara vertikal. Kemudian, melakukan kalibrasi dengan menyisipkan Zero Gauss pada sensor medan magnet dan menekan tombol tare. Kemudian mengklik star pada dataStudio. Lalu memutar sensor medan magnet 360o berlawanan arah jarum jam secara perlahan. Setelah grafik terlihat  kita menggunakan smart cursor untuk megukur dari titik tertinggi ke titik terendah dan menentukan nilai maksimal komponen total medan Magnet.
Dari hasil pengamatan kami pada percobaan medan magnet bumi pengamatan yang diperoleh yaitu grafik berbentuk lurus, dimana pada saat menentukan komponen horizontal grafik dimulai dari sisi kiri layar menuju sisi kanan layar. Pada grafik ini diperoleh masing-masing tinggi yang berbeda dimana dinamakan maximum dan titik terendah pada grafik dinamakan minimum. Pada komponen horizontal ini memperoleh medan magnet maksimal (gauss) pada saat titik maksimal yaitu 0,07 dengan sudut θH (°) 244 dan pada saat titik minimal yaitu 0,07 dengan sudut θH (°) 255. Dimana sudut di titik maksimal lebih kecil dari sudul di titik minimal (244 < 255), sehingga selisih sudut yang diperoleh pada titik maksimal dan minimal yaitu 11o.
Pada vertikal grafik diperoleh berasal dari kanan layar menuju kekiri layar. Pada grafik ini diperoleh masing-masing tinggi yang berbeda dimana dinamakan maximum dan titik terendah pada grafik dinamakan minimum. Untuk medan magnet total/vertikal kami memperoleh medan magnet maksimal (gauss) pada saat titik maksimal yaitu 0,01 dengan sudut θH (°) 9 dan pada saat titik minimal yaitu 0,01 dengan sudut θH (°) 47. Dimana sudut di titik maksimal lebih kecil dari sudul di titik minimal (9 < 47), sehingga selisih sudut yang diperoleh pada titik maksimal dan minimal yaitu 38o.
Pada sudut dip kami menggunakan satuan tesla. Pada medan magnet maksimal sudut dip kami menggunakan data pada percobaan medan magnet bumi pada koponen horizontal dan komponen Vertiakal. Dengan sudut dip (θ) yaitu hasil pengurangan dari Sudut θT dengan Sudut θH (θ = θT – θH). Dari hasil perhitungan ini kami memporoleh  hasil bahwa sudut maksimum lebih besar dari sudut minimum (235 > 208) dengan selisih sudut 270.
Pada praktikum ini masih banyak terdapat keliruan dan kesalahan, diantaranya kurang pahamnya praktian dalam menggelai fungsi alat dan komponen alat sehingga pada saat menentukan komponen horizontal alat yang dipasang tidak terlalu tertata rapi dan terjadi juga ketidaksengajaan record yang diklik tidak bersamaan dengan alat yang akan diputar, sehingga hasil yang didapatkan kurang teliti, begitu juga untuk menentukan medan magnet total.










BAB V
KESIMPULAN

            Pada percobaan yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan:
1.    Nilai medan magnet pada komponen horizontal yaitu
Max     : 0,07 gauss                 sudut ᶱH Max  : 244o
Min      : 0,07 gauss                 sudut ᶱH Min   : 255o
2.    Nilai medan magnet total yaitu:
Max     : 0,01 gauss                 sudut ᶱH Max  : 9o
Min      : 0,01 gauss                 sudut ᶱH Min   : 47o
3.   Besar sudut dip yang diperoleh yaitu:
-Horizontal
Max     : 7 x 10-6 tesla                       
Min     : 7 x 10-6 tesla           
-Total
Max     : 1 x 10-6 tesla                       
Min     : 1 x 10-6 tesla
-Sudut dip     
Pada Max θ ArcCos : 0.99o θ = 235o
Pada Min θ ArcCos : 0.99o θ = 208o  











REFERENSI

Anonim. Ilmu Astronomi, [Online] Tersedia:http://www.astronomynotes.com/         solarsys/s7.html [05 Mei 2016].
Asmi, Sabana. (2015). Medan Magnet Bumi,  [Online]. Tersedia:www.ilmuhikmah             .com/earth04.html. [05 Mei 2016].
Sumarlin, Narlin. (2011). Medan Magnetik Bumi, [Online]. Tersedia:http://   www.   physicsiseasy.com/ archive.html. [05 Mei 2016].



Tidak ada komentar:

Posting Komentar